Welcome My Blog ^^

hii...jangan lupa komennya ea.... ^.^b sankyu

my story

Selasa, 23 Maret 2010

tugas antropologi semester 1

1. Bagaimana antropologi mengulas tentang manusia dan apa bedanya ketika sosiologi yang mengulas tentang manusia? Jelaskan !

Jawab :

Devinisi Manusia : Pandangan Antropologi

Menurut Koentjaraningrat, antropologi adalah “ilmu tentang manusia”. Dalam perkembangannya di Amerika, antropologi dipakai dalam arti yang sangat luas, karena meliputi baik bagian-bagian fisik maupun sosial dari “ilmu tentang manusia”. Pada bahasan selanjutnya akan dikemukakan mengenai manusia dalam pandangan antropologi.

Para ahli biologi pada abad ke-19 an menyimpulkan bahwa manusia merupakan mahluk hidup yang terbentuk dari jutaan sel.

Pada awalnya didunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk hidup didunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap dalam waktu yang sangat lama (evolusi). Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut terjadi seleksi alam. Semua mahluk hidup yang ada saat ini merupakan organisme - organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam dan berhasil mempertahankan dirinya.

Para ahli biologi yang menyimpulkan bahwa semua mahluk hidup di dunia berasal dari suku primat atau kelas binatang menyusui (mamalia) yang terbagi menjadi 2 cabang yaitu Anthropoid dan Prosimii. Berdasarkan klasifikasi tersebut, manusia ditempatkan pada subsuku Anthropoid yang dibagi menjadi 3 infrasuku yaitu, Infrasuku Ceboid, infrasuku Cercopithedoid dan infrasuku Hominoid. Infrasuku Hominoid terbagi kedalam 3 keluarga yaitu Pongidae, Ramapithecas dan Hominidae. Manusia berada pada percabangan kaluarga Hominidae. Keluarga Hominidae menggabungkan manusia purba jenis Pithecanthropus dengan Homo Neanderthal dan dengan manusia sekarang atau Homo Sapiens. Jenis Homo Sapiens yang ada sampai saat ini terdiri dari 4 ras yaitu ras Negroid, Caucasoid, Mongoloid dan Austrloid.

Dapat disimpulkn bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam antropologi.

Koentjaraningrat (2002), “Pengantar Ilmu Antropologi” (Hal 61-69)

Devinisi Manusia : Pandangan Sosiologi

Dalam artian ilmu sosiologi dan antropologi sebenarnya sama tapi bedanya disini yang lebih penting adalah reaksi yang timbul akibat suatu hubungan dalam setiap manusia. Manusia memiliki struktur-struktur sosial yang sudah ada, yaitu : manusia merupakan mahluk yang bersegi jasmaniah (raga) dan rohaniah (jiwa). Segi rohaniah manusia terdiri dari pikiran dan perasaan. Segi jasmaniah adalah tindakan dimana manusia tidak dapat hidup seorang diri. Sehingga manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial yang memiliki suatu naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal (hewan sosial). Karena sejak dilahirkan manusia mempunyai 2 hasrat atau keinginan pokok, yaitu :

· Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya ( masyarakat )

· Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitar.

Soerjono soekanto (2006), “sosiologi suatu pengantar” (hal 10l-105)

Dapat diperjelas bahwa dalam artian sosiologi manusia biasa dianggap menjadi suatu individu yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.

1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama

2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan

3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.

4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat

http://www.sosiologismadapareschool.blogspot.com/

Perbedaannya :

Sehingga perbedaan dalam definisi manusia menurut antropologi adalah bagaimana proses biologis dalam sejarah pembentukkan pra manusia hingga sekarang manusia. Sedangkan menurut sosiologi lebih ditekankan bagaimana proses sosial dalam pembentukan jatidiri seorang individu dalam masyarakat dimana ia memiliki raga dan jiwa yang telah dianugerahkan Tuhan.

2. Bagaimana antropologi mengulas tentang kebudayaan dan apa bedanya ketika sosiologi yang mengulas tentang kebudayaan? Jelaskan !

Jawab :

Secara sepintas memang tidak ada perbedaanya tapi jika dikaji dari asal katanya yakni bahasa Sansekerta dengan asal kata Budhayah yang berarti Budi atau Akal. Adapun istilah Culture yang merupakan istilah dalam bahasa latin Colore, yang berarti mengolah tanah atau bertani. Sehingga, Kebudayaan secara umum memiliki arti sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal fikira manusia yang bertujuan untuk mengolah tanah tempat tinggalnya menjadi lebih bernilai”. Atau dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, yang mengacu pada pola - pola perilaku yang diwariskan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu. Dengan begitu kebudayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan akal atau bisa dibilang Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.

www.wartawarga.gunadarma.ac.id

Devinisi Kebudayaan : Pandangan Antropologi

Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut versi yang berbeda-beda.

Menurut ahli Antropolog yaitu E.B. TYLOR (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola – pola perilaku yang normative. Artinya, mencakup segala cara – cara atau pola – pola berpikir, merasakan, dan bertindak.

Soerjono soekanto (2006), “sosiologi suatu pengantar” (hal 150-151)

Menurut koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal itu berarti bahwa setiap tindakan manusia adalah kebudayaan. Karena mustahil segala sesuatu yang dilakukan manusia diluar dari hal pembelajaran. Misalnya saja, berbicara, makan, teknologi, rumah, dan lain sebagainya.

Koentjaraningrat (2002), “Pengantar Ilmu Antropologi” (Hal 180)

Devinisi Kebudayaan : Pandangan Sosiologi

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasai lam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat.

Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah – kaidah dan nilai - nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah – masalah dalam arti luas. Didalamnya termasuk misalnya sajaagama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsure yang merupakan hasil ekresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.

Soerjono soekanto (2006), “sosiologi suatu pengantar” (hal 150-151)

Dalam buku itu, Aguste Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual / kebudayaan, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya. Tiga tahapan itu adalah :

Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.

Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.

Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

http://www.wapedia.mobi/id/sosiologi?t=1

Perbedaannya:

Dengan kata lain, istilah kebudayaan yang digunakan hampir sama tetapi makna dari serapannya berbeda. Walaupun sama mengakui bahwa unsur dari kebudayaan ada tujuh, yaitu :

1. unsur religi

2. sistem kemasyarakatan

3. sistem peralatan

4. sistem mata pencaharian hidup

5. sistem bahasa

6. sistem pengetahuan

7. seni

Juga mengakui adanya beberapa kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :

1. wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup

2. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat

3. kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia

Sekarang kita lihat bedanya. Dimana ahli antropologi lebih menekankan pada bagaiman hasil karya manusia melalui proses pembelajaran. Sedangkan ahli sosiologi lebih menekankan pola – pola perilaku yang membentuk struktur masyarakat. Sebagai contoh dalam penelitian kehidupan orang bali. Walu sama – sama objek orang bali tapi bahan yang akan diteliti sangat berbeda. Jika ahli antropologi akan meneliti bagaimana bahasanya, cara membuat pakaiannya, cara makannya dan lainsebagainya. Kalau ahli sosiologi lebih menekankan pada agamanya, religiusnya, kehidupan bermasyarakatnya ,dan lain sebagainya.


Daftar pustaka

http://www.wapedia.mobi/id/sosiologi?t=1

www.wartawarga.gunadarma.ac.id

http://www.sosiologismadapareschool.blogspot.com/

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar